Sejarah Fakultas Ushuluddin dan Humaniora
Tanggal 22 September 1961 adalah hari bersejarah bagi Fakultas Ushuluddin IAIN Anatasar Banjarmasin (yang waktu itu bertempat di Amuntai, Kabupaten Hulu Sunagai Utara), Karena pada waktu itu Fakultas Ushuluddin yang telah lama dinantikan oleh sejumlah lulusan Madrasah Aliyah dan yang sederajat, berhasil diresmikan. Sehari sebelumnya, telah diresmikan pula Fakultas Tarbiyah di Barabai dan Fakultas Adab di Kandangan. Ketiga Fakultas ini di koordinir oleh satu badan yang bernama Koordinator Fakultas Adab, Tarbiyah dan Ushuluddin yang berkedudukan di Banjarmasin. Badan ini diketuai oleh Gubernur Kalimantan Selatam H. Maksid dengan Sekretarisnya H.Abd. Rasyid Nasar.
Pada Tanggal 21 Oktober 1961, ketiga Fakultas ini telah memulai perkuliahan dengan Dosen dan fasilitas seadanya. Dalam Kondisi seperti itu, banyak permasalahan yang dihadapi, baik proses perkuliahan maupun urusan administrasi lainnya. Bertepatan dengan hari ulang tahun Gubernur Tentara Divisi ALRI Kalimantan Selatan, tanggal 17 Mei 1962, Gubernur meresmikan berdirinya Universtias Islam Antasari (UNISAN) dengan ketiga fakultas tersebut sebagai fakultasnya. Untuk meringankan beban peneglolaan dan pembiyaan, maka di ajukan permohonan penegerian kepada Menteri Agama RI. Permohonan tersebut dikabulkan dengan Surat Keputusan Mneteri Agama Nomor 88, tertanggal 27 Oktober 1964 ketiga fakultas tersebut dinegerikan. Upacara penegerian diselenggarakan pada tanggal 20 November 1964. Tampaknnya tangal ini dianggap Hari Jadi IAIN Antasari Banjaramsin.
Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari yang berkedudukan di Amuntai ini berlangsung sampai dengan tahun 1980 dan telah menghasilkan ratusan Sarjana Muda. Mulai tahun 1978, secara bertahap Fakultas Ushuluddin diintegrasikan ke Banjarmasin. Pada tahun itu, mahasiswa Tingkat I sudah kuliah di Banjarmasin, sementara Tingkat II dan III masih melaksanakan kuliah di Amuntai. Tahun 1979 mahasiswa Tingkat I dan II sudah kuliah di Banjarmasin, yang masih mengikuti kuliah di Amuntai adalah mahasiswa Tingkat III. Dan pada tahun 1980 seluruh mahasiswa Tingkat I, II dan III sudah kuliah di Banjarmasin. Sampai dengan tahun 1986, tercatat Sarjana Muda Fakultas Ushuluddin sebanyak 253 orang.
Dilihat dari awal berdirinya sampai dengan awal integrasi Fakultas Ushu- luddin ke Banjarmasin, berarti Fakultas Ushuluddin berada di Amuntai selama 17 tahun (1961-1978). Selebihnya, sampai dengan usianya yang ke-50 tahun 2011 ini (selama 33 tahun), Fakultas Ushuluddin berada di Banjarmasin.
Penyelenggaraan perkuliahan Tingkat Doktoral dengan Jurusan Dakwah, telah dimulai di Amuntai sejak tahun 1968, yang diresmikan oleh Rektor IAIN Antasari Zafry Zamzam pada tanggal 14 Maret 1968. Perkuliahan ini akhirnya terhenti, karena dosen-dosennya didatangkan dari Banjarmasin. Pada tahun 1970 berdasarkan hasil Rapat Senat Fakultas Ushuluddin, jurusan Dakwah diubah menjadi Jurusan Perbandingan Agama dan dosen-dosennya sebagian besar menetap di Amuntai. Perkuliahan tingkat Doktoral di Amuntai ini berlangsung sampai dengan tahun 1971 dan akhirnya terhenti tanpa mengeluarkan sarjana. Pada tahun 1976, setelah melalui perjuangan yang tidak mengenal lelah, Direktur Perguruan Tinggi Agama melalui suratnya: Nomor 2.V/MAIN/9/4004, tertanggal 20 Mei 1076, menyetujui dibukanya Tingkat Doktoral Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Perbandingan Agama pada Tahun Akademik 1977. Pembukaan Kuliah diresmikan pada tanggal 7 Januari 1977 bertepatan dengan pembukaan kuliah tahun 1977.
Perkuliahan perdana dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 11 Februari 1977 bertempat di ruang perkantoran IAIN Antasari, dengan jumlah mahasiswa 16 orang (salah seorang di antaranya adalah penulis kata sambutan ini). Perkuliahan tahun pertama ini mengalami beberapa kali perpindahan ruang kuliah. Bahkan beberapa kali sempat kuliah di Gedung Olah Raga (GOR) IAIN Antasari. Setelah menyelesaikan Tingkat Doktoral I, masalah yang dihadapi semakin berat. Hal ini terjadi, karena idealisme Ketua Jurusan Perbandingan Agama yang menginginkan materi kuliah Ilmu Perbandingan Agama diambil dari bahan-bahan yang berbahasa Inggris, sementara dosen pengasuh yang super sibuk tidak sempat mendalami materi perkuliahan dimaksud. Akhirnya, satu mata kuliah ini tidak dapat diselesaikan pada tahun 1978. Sebagai mahasiswa, kami mengajukan usul agar perkuliahan dilaksanakan dengan pembuatan makalah oleh mahasiswa (seperti perkuliahan pada program pasca sarjana sekarang), namun usulan ini tidak mendapat respon positif dari Ketua Jurusan. Akhirnya, kuliah berlarut-larut sampai dengan tahun 1979. Yang sangat mengecewakan adalah bahwa kami harus membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang pada tahun itu mengalami perpanjangan
masa kuliah menjadi tiga semester, tanpa diberi perkuliahan sedikitpun. Pada awal tahun 1980 dilaksanakan kuliah maraton oleh Ketua Jurusan sendiri sesuai dengan idealismenya. Keinginan Ketua Jurusan Perbandingan Agama pada waktu itu adalah mewujudkan Creative Minority dan semboyannya: “Kalau hanya mewujudkan orang kebanyakan tidak perlu adanya Tingkat Doktoral Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama di Banjarmasin. Pandangan Ketua Jurusan ini berbeda dengan pandangan Dekan yang tampaknya pragmatis: “Kita sudah bersyukur kalau bisa berhasil sebagaimana orang kebanyakan”, katanya. Di samping itu pula, untuk ujian mata kuliah tafsir dipersyaratkan menghafal Alquran minimal satu juz, yaitu Juz ‘Amma dan dosennya adalah orang Mesir yang tidak mengerti Bahasa Indonesia. Dengan perkuliahan seperti yang diinformasikan ini, tidak semua mahasiswa dapat menyesuaikan diri. Akhirnya, dari 16 orang mahasiswa angkatan pertama ini, hanya delapan orang yang dapat menyelesaikan studinya. Selebihnya ada yang memilih bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, ada yang berdagang dan ada pula yang terjun ke dunia politik sampai menjadi Ketua DPRD Kabupaten Hulu Sungai Utara. Yang menyelesaikan perkuliahan, karena sudah terbiasa menghadapi permasalahan yang tidak ringan, kedelapan orang ini semuanya berhasil menjadi Pegawai Negeri Sipil dan beberapa orang sempat menjadi pejabat. Bahkan salah seorang di antaranya berhas menyelesaikan pendidikan Strata 3 dan menjadi Guru Besar.
Sejak tahun 1983, sistem perkuliahan mulai mengalami perubahan dengan Sistem Kredit Semester (SKS) dan berlangsung sampai tahun 2011 ini dan telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Jurusan-jurusan yang pernah ada di Fakultas Ushuluddin adalah: Perbandingan Agama (sejak tahun 1977), sampai dengan Semester Genap Tahun 2010-2011 ini telah mengeluarkan alumni 651 orang, terdiri atas Sarjana Lengkap 91 orang (pria 70 orang dan wanita 21 orang) dan Sarjana Strata Satu 559 orang (pria 198 orang dan wanita 359 orang wanita); Tafsir Hadis (perpindahan dari jurusan yang ada pada Fakultas Syariah pada tahun 1989), sampai dengan semester genap tahun 2010-2011 ini telah mengeluarkan alumninya 393 orang, terdiri atas 189 orang pria dan 182 orang wanita; Akidah Filsafat (sejak tahun 1995), sampai dengan semester genap 2010-2011 ini mengeluarkan alumni 105 orang, terdiri atas 54 orang pria dan 54 orang wanita; Pemikiran Politik Islam (2000 sampai 2004) mengeluarkan alumni 23 orang, terdiri atas 10 orang pria dan 13 orang wanita; dan Psikologi Islam yang didirikan sejak tahun 2008 mempunyai 104 orang mahasiswa terdiri atas 50 orang pria dan 54 orang wanita, yang pada semester Ganjil 2011/2012 ini angkatan pertamanya mengikuti magang di Rumah Sakit Umum Daerah Anshari Saleh Kayu Tangi Banjarmasin.
Dari informasi tadi, diketahui bahwa Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin, sampai dengan Semester Genap 2010/2011 ini telah mengeluarkan 253 Sarjana Muda, 91 orang Sarjana Lengkap dan 1080 orang Sarjana Strata Satu. Para sarjana ini tergabung dalam sebuah wadah yang diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin. Wadah ini diberi nama Keluarga Alumni Fakultas Ushu- Juddin IAIN Antasari yang disingkat menjadi KAFUSARI. Lembaga ini didirikan pada tanggal 4 Sya’ban 1418 H. bertepatan tanggal 4 Desember 1997. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain memberikan bantuan kepada anggotanya yang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi (S2 dan S3), memberikan bantuan kepada Perpustakaan berupa buku-buku langka yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin (umumnya dalam bentuk fotokopi), mengadakan pelatihan keterampilan percetakan untuk para alumni dan mahasiswa senior, menerbitkan buletin Silaturrahmi sebagai sarana komunikasi dan informasi tentang Fakultas Ushuluddin dan para alumninya, mengadakan pertemuan silaturrahmi alumni dan Musyawarah dalam rangka pemilihan pengurus baru sebanyak tiga kali (1997, 2005 dan 2009). Dan kegiatan akbar dilaksanakan dalam rangka Ulang Tahun Fakultas Ushuluddin yang ke-50 sekaligus Halal Bi Halal yang diselenggarakan pada Hari Sabtu, 24 September 2011 ini bersama dengan Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin.
Para alumni yang tergabung dalam wadah KAFUSARI diharapkan dapat menggagas masa depan Fakultas Ushuluddin yang mampu menghadapi tantangan zaman, membekali para alumninya dengan keterampilan dan kemam- puan ilmiah yang dapat bersaing, serta yang tidak kalah pentingnya adalah menyiapkan anggotanya menjadi orang yang bertakwa kepada Allah swt. Semoga Allah swt. membantu kita untuk mewujudkan semua cita-cita mulia ini. Amin.
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarakan pertimbangan untuk meningkatkan mutu ilmiah dan efisiensi kerja IAIN Antasari, maka melalui SK. Menteri Agama RI Nomor: 40 Tahun 1978, tertanggal 20 Mei 1978, Fakultas Ushuluddin diintegrasikan ke Banjarmasin. Dengan terbitnya SK. Menteri Agama ini, maka di Amuntai tidak dibenarkan menerima mahasiswa baru lagi. Penerimaan mahasiswa baru dilakukan di Banjarmasin bergabung dengan fakultas-fakultas lainnya.
Jurusan yang pertama kali dibuka di Fakultas Ushuluddin adalah Jurusan Perbandingan Agama. Jurusan ini dibuka pada tahun 1977, yang mana pembukaannya bersamaan dengan pembukaan kuliah tingkat doktoral atau Program Sarjana Lengkap tanggal 7 Pebruari 1977 di Banjarmasin. Setelah itu, Fakultas Ushuluddin terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang ini telah ada 5 jurusan yang dikembangkan di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, yaitu:
No | Jurusan /Program Studi | |||||
1 | Jurusan Studi Agama-agama (sebelumnya Perbandingan Agama) | |||||
2 | Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (sebelumnya Tafsir Hadis) | |||||
3 | Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam | |||||
4 | Jurusan Psikologi Islam | |||||
5 | Jurusan Ilmu Hadist |