
Mahasiswi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Raih Yudisium Terbaik FUH UIN Antasari Banjarmasin dengan Kajian Riba dan Paylater
Banjarmasin – Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH) UIN Antasari Banjarmasin kembali mencetak prestasi akademik membanggakan dalam momentum Yudisium Tahun 2025. Salah satu mahasiswi unggulannya, Saidah Sadati, berhasil meraih predikat Mahasiswa Terbaik dengan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,88 (dengan predikat Pujian). Prestasi ini diraih melalui konsistensinya dalam menyelesaikan studi serta keberhasilannya dalam menyusun karya ilmiah yang relevan dan bernilai kontribusi tinggi terhadap tantangan masyarakat kontemporer.

Saidah Sadati tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan NIM 210103020027. Dalam penyusunan skripsinya, Saidah mengangkat sebuah topik aktual dan kontroversial dalam dunia keuangan modern, yakni fenomena paylater, dan mengkajinya melalui sudut pandang Al-Qur’an serta pemikiran para ulama Indonesia. Judul skripsinya adalah: “Riba dalam Al-Qur’an dan Relevansinya dengan Paylater (Studi Analisis Pandangan Ulama Indonesia)”.
Penelitian ini menggambarkan kemampuan Saidah dalam menggabungkan analisis teoretis terhadap teks-teks keagamaan dengan problematika riil di masyarakat. Dalam karyanya, Saidah menganalisis secara mendalam ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan larangan riba, lalu menelaah sejauh mana sistem paylater dalam layanan keuangan digital masa kini memiliki keterkaitan dengan praktik riba yang diharamkan dalam Islam. Ia juga membandingkan pandangan ulama kontemporer, baik yang berasal dari lembaga formal seperti MUI, maupun pendapat-pendapat individual dari para pakar fikih muamalah di Indonesia.
Menurut Saidah, kehadiran sistem paylater di era digital telah membawa konsekuensi yang kompleks dalam kehidupan sosial dan keuangan umat Islam, terutama kalangan milenial. Ia menekankan pentingnya kesadaran syariah dalam menggunakan produk-produk keuangan digital yang tampak mudah, namun memiliki potensi jebakan bunga atau denda yang menyerupai riba. “Melalui penelitian ini, saya ingin memberikan perspektif keagamaan yang mencerahkan dan mengedukasi generasi muda agar bijak dalam menyikapi tawaran kemudahan finansial yang justru bisa membawa beban di kemudian hari,” ujar Saidah.
Saidah juga menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode tafsir tematik (maudhu’i) serta studi kepustakaan terhadap tafsir-tafsir klasik dan kontemporer. Ia menelaah bagaimana Al-Qur’an memberikan larangan tegas terhadap riba dalam beberapa ayat kunci, seperti dalam QS. Al-Baqarah [2]: 275–279, lalu mengaitkannya dengan realitas transaksi berbasis teknologi finansial. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat potensi unsur riba dalam sistem paylater, terutama jika tidak transparan dalam skema biaya tambahan dan bunga, sehingga perlu kehati-hatian dari perspektif hukum Islam.
Atas capaian luar biasa ini, Saidah mendapat apresiasi penuh dari jajaran pimpinan fakultas, termasuk dari Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, para dosen pembimbing, serta rekan-rekan mahasiswa. Dalam sambutannya, pihak fakultas menyampaikan rasa bangga dan harapan besar agar Saidah dan para lulusan terbaik lainnya terus menjaga integritas ilmu, serta mampu menjadi agen perubahan di tengah-tengah masyarakat.
Yudisium FUH UIN Antasari kali ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai program studi, namun Saidah Sadati menjadi sorotan tersendiri karena keberhasilannya memadukan akademik unggul, kepekaan sosial, dan kedalaman spiritual dalam karya ilmiahnya. Di tengah tantangan zaman dan arus digitalisasi, ia tampil sebagai contoh mahasiswa yang tidak hanya cemerlang di ruang kuliah, tetapi juga peka terhadap nilai-nilai Islam dalam menjawab isu-isu aktual umat.
Ke depan, Saidah berencana untuk melanjutkan kiprahnya di dunia akademik. Ia ingin mendalami lagi bidang studi tafsir kontemporer dan Khazanah keilmuan lainnya, serta berkontribusi dalam literasi Islam di kalangan anak muda. “Saya berharap, ilmu yang saya peroleh bisa membawa manfaat dan menjadi jalan dakwah saya, khususnya dalam menyuarakan ekonomi Islam yang adil dan bebas dari riba,” tuturnya penuh semangat.
“Dan segala nikmat yang ada padamu adalah datangnya dari Allah.” (An-Nahl 53)
Maka bersyukurlah atas setiap hal, sekecil apa pun itu. Karena rasa syukur akan membuka pintu nikmat yang lebih besar. Tetaplah rendah hati, terus berbuat baik, dan yakinlah bahwa Allah selalu memberi yang terbaik di waktu yang tepat.
Prestasi Saidah Sadati tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga mengharumkan nama Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta FUH UIN Antasari secara keseluruhan. Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa kampus ini terus melahirkan lulusan yang tidak hanya berilmu tinggi, tetapi juga siap menjawab persoalan umat secara kontekstual dan relevan.
(*/al)



