Dosen FUH Ikuti Seminar Wawasan Integrasi Ilmu

Banjarmasin – Guna meningkatkan wawasan para tenaga pengajar, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Antasari melaksanakan Seminar Wawasan Integrasi Ilmu bagi Dosen Ilmu Umum dan Dosen Ilmu Keagamaan di UIN Antasari, termasuk untuk para dosen di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora. Acara ini dilangsungkan dua hari, Senin–Selasa (20–21/05/2024), di Auditorium Mastur Jahri, Kampus 1.

“Kegiatan ini sangat penting bagi UIN Antasari. Kita sudah punya buku Pedoman Integrasi Ilmu yang bisa didiskusikan pada seminar ini,” ujar Ketua LPM Prof. Dr. Syaugi Mubarak Seff, M.A., M.A. dalam laporannya.

Pertemuan ini menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten di bidangnya, baik dari dalam maupun luar UIN Antasari, agar ilmu yang didapat bisa diterapkan para dosen saat memberikan kuliah.

“Semoga bisa berlangsung dengan baik dan memberikan informasi-informasi baru sekaligus bermanfaat bagi bapak/ibu dosen,” harap Prof. Syaugi.

Sementara itu, Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. dalam kesempatannya, menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan apresiasi kepada LPM. Rektor menjelaskan, penguatan integrasi ilmu di UIN Antasari dilaksanakan melalui dua kegiatan, yakni yang dilaksanakan LPM dan yang dilaksanakan fakultas-fakultas.

“Workshop dilaksanakan oleh fakultas masing-masing berdasarkan pedoman integrasi ilmu yang dibuat LPM, dengan harapan lebih praktis dan implementatif menyesuaikan dengan prodi-prodi masing-masing. Sedangkan yang dilaksanakan LPM lebih kepada penambahan wawasan,” urai Prof. Mujiburrahman.

Rektor menambahkan, integrasi ilmu sangat erat kaitannya dengan empat pilar filosofi keilmuan UIN Antasari, yaitu integrasi dinamis yang memadukan ilmu-ilmu alam, sosial, dan humaniora dengan ilmu-ilmu keislaman, sehingga saling memperkaya.

“Kita mencari bentuk yang pas, seperti apa integrasi ilmu yang bisa diwujudkan di UIN Antasari,” ucap Prof. Mujiburrahman.

Rektor juga menyampaikan, integrasi ilmu sangat penting bagi ilmu pengetahuan, karena menurutnya, ilmu sains tanpa didasari agama akan kehilangan nilai moral dan etika, sehingga bisa menjadi bencana bagi kemanusiaan. Oleh sebab itu, Prof. Mujiburrahman menyampaikan tentang sangat pentingnya agama sebagai tuntunan dalam menggunakan sains dan teknologi.

“Ketika agama tidak ada, orang tidak lagi memandang nilai moral dan etika. Di samping integrasi ilmu menjadi tren modern, yang lebih penting bagaimana agama mengajarkan kepada kita tentang kosmos, alam itu apa, dan bagaimana kita menggunakan teknologi dalam kehidupan,” ujarnya.

Rektor pun berpesan agar kesempatan ini dimanfaatkan sebaik mungkin para dosen, guna menambah wawasan baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Adapun narasumber internal yang hadir adalah Dr. Muhammad Rusydi, M.Ag., dan narasumber eksternal adalah Dr. Muhammad Yunus Masrukhin, Lc., M.A. dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang dimoderatori Dr. Ahmad Muhajir, M.A. (dosen UIN Antasari lulusan Australian National University).

Untuk hari kedua, akan hadir narasumber internal Muhammad Iqbal, M.A., Ph.D., dan dari eksternal adalah pakar nano biologi Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D.Sc. dari Universitas Brawijaya.