LDK al-Ihsan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Gelar Peringatan Maulid Nabi saw.

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) al-Ihsan, sebagai organisasi intra kampus di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad saw. pada hari Selasa (26 November 2019) di Masjid al-Taqwa Banjarmasin. Acara peringatan maulid Nabi ini dihadiri seluruh mahasiswa anggota LDK al-Ihsan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora. Turut hadir pula dalam peringatan maulid tersebut Wakil Dekan III, Dr. Dzikri Nirwana, M. Ag., Ketua Dema, beberapa Ketua HMJ di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora.

Dalam sambutannya, Dr. Dzikri Nirwana, M. Ag. mengapresiasi pelaksanaan peringatan maulid Nabi saw. oleh Lembaga Dakwah Kampus al-Ihsan. Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya merealisasikan misi LDK, yakni mendorong terwujudnya kehidupan kampus yang Islami, yang dalam visi UIN Antasari lebih dikenal dengan sebutan kampus yang berakhlak. Melalui peringatan maulid, kita belajar tentang sosok yang memiliki kepribadian yang mulia yang menjadi teladan kita semua.

Sementara itu, dalam kegiatan yang diawali dengan pembacaan Maulid Habsyi ini, Bashori, M. Ag., sebagai penceramah, menyampaikan materi tentang awal peringatan maulid Nabi saw. dan pentingnya dalam menumbuhkan semangat keberagamaan. Dalam uraiannya, disampaikan bahwa inti yang terkandung dalam kitab-kitab maulid Nabi, seperti Maulid Habsyi, Maulid al-Diba’i dan Maulid al-Barzanji adalah membicarakan seputar peristiwa kelahiran Nabi, yang sering disebut maulid, dan membicarakan tentang sosok pribadi yang dilahirkan, yang sering disebut maulud.

Selanjutnya, membaca kitab maulid pada dasarnya adalah memahami sosok kepribadian Nabi, memahami sosok kepribadian Nabi tidak dapat dilakukan kecuali dengan mengungkap sirah Nabi dan tradisi yang telah dibangun, dan mengungkap sirah dan tradisi Nabi berarti berbicara bagaimana Nabi mentransformasikan nilai-nilai ajaran al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana Islam diaktualisasikan dalam kehidupan nyata, tegasnya.

Karena itu, peringatan maulid Nabi tidak lain bertujuan untuk melakukan penyegaran terhadap keislaman umat, membangkitkan semangat dalam menjalankan syariat Islam, dengan cara menumbuhkan mahabbah kepada Rasulullah saw. Ketika umat mulai layu semangatnya dalam menjalankan ajaran Islam, melalui peringatan maulid, umat mendapatkan siraman yang memberikan kekuatan baru. Dalam hal ini, penceramah mengisahkan bagaimana Salahuddin al-Ayyubi membangkitkan semangat jihad pasukannya melawan musuh dengan membaca maulid Nabi.
Persoalannya, mengapa kita sudah membaca maulid tidak bangkit semangat keislamannya ? Jawabannya, karena tidak mengerti apa yang dibaca, apalagi kitab-kitab maulid itu ditulis dengan sastra yang tinggi dalam bahasa Arab, menggunakan ungkapan-ungkapan yang indah dan makna yang mendalam, sebagaimana orang yang menganggap peringatan maulid sebagai bid’ah juga tidak mengerti isi kitab maulid yang dibid’ahkan. @bas